Meluruskan Pandangan hidup

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS An-Naazi’aat [79] : 37-41)

 

Astaghfirullaahal-‘azhiim. Inilah sebuah kalimat yang tepat untuk mengungkapkan realita yang ada saat ini. Kita saksikan sedikit sekali orang kaya yang bersyukur dan orang miskin yang sabar. Ibnul-Qayyim Al-Jauziah mengungkapkan bahwa dua kelompok manusia, pertama: mereka yang dikalahkan, dikuasai, dan dihancurkan oleh hawa nafsunya. Ia benarbenar duduk di bawah kendali nafsunya. Kedua: orang yang berhasil memenangkan pertarungan melawannya dan nafsunya tunduk di bawah perintahnya. Mohonlah kepada Allah agar kita dijadikan kelompok yang kedua, sebab bukan saja akan mendapatkan keselamatan dunia, juga di akhirat pun kita akan mendapatkan balasan surga.

Sahabat, hidup akan semakin bermakna apabila kita menyadari secara hakiki bahwa dunia tempat kita berpijak ini adalah amanah Allah yang harus dimanfatkan sebesar-besarnya demi kepentingan akhirat. Agar kita tidak tertipu oleh dunia dan bujukan hawa nafsu. Sangat baik jika kita sebagai hamba Allah yang masih diberikan sepercik cahaya jiwa untuk membasuh dinding qalbu kita agar cemerlang diterangi oleh cahaya Ilahi.

Hidup semakin diberkahi apabila segala kemudharatan dapat kita jauhi. Semakin kita sadar akan hakikat hidup di dunia ini, niscaya kita akan semakin tepat dalam menyikapinya, sehingga kita menemukan makna hidup. Sebaliknya, semakin mengambang kesadaran kita akan hakikat hidup, maka akan semakin tidak tepat dalam menyikapinya, sehingga hidup tidak membawa makna tapi justru membawa sengsara. Ketahuilah sahabat, kehidupan yang bermakna bukanlah diukur dari seberapa lama kita hidup, tetapi makna hidup diukur dari berapa efektifkah kita mampu memanfaatkan hidup. Catatlah dalam hati kita, ada beberapa yang dapat diukur jika kita ingin menjadikan hidup penuh makna dan selalu menjadi orang yang berguna. Sebagai seorang muslim yang meyakini bahwa hidup adalah ibadah maka akan tertanam di dalam jiwanya sebuah kesadaran yang dalam akan beberapa hal, diantaranya adalah:

1. Tujuan hidup : Mencari ridha Allah SWT

2. Fungsi hidup : Sebagai khalifah Allah SWT

3. Tugas hidup : Beribadah hanya kepada Allah SWT

4. Alat hidup : Segala kenikmatan yang diberikan Allah SWT

5. Teladan hidup : Nabi Muhammad saw

6. Pedoman hidup : Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT

7. Kawan Hidup : Orang yang berjuang karena Allah SWT

Orang yang memiliki kecerdasan rohani dan kesadaran yang tinggi akan menjadikan tolok ukur di atas sebagai pola kehidupannya. Baginya hidup ini adalah tidak lebih dari serangkaian kumpulan keputusan. Setiap kali mengambil keputusan berarti menetapkan sebuah pilihan terbaik. Dan pilihan terbaik adalah ketika kita mampu menemukan makna hidup. Maka hidup yang benar lahir dari sebuah pandangan yang benar tentang hidup. Seseorang yang memiliki pandangan yang benar tentang hidup selalu menyadari bahwa umur atau usia yang dimiliki pada hakikatnya merupakan kesementaraan. Pada akhirnya ia menyadari, bahwa suatu saat akan menemukan batas akhir perjalanan yaitu kematian. Karena sesungguhnya hidup hanyalah persinggahan sebentar dalam perjalanan panjang menuju keabadian.

Allahumma, Ya Allah. Engkaulah yang memiliki keutamaan dan karunia. Karuniakanlah kepada kami potensi kebaikan untuk selalu beramal. Karuniakanlah iman yang kuat untuk selalu melaksanakan ketaatan. Jadikanlah Ya Allah, kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan itu kebencian bagi hati kami. Dan masukkanlah kami ke dalam hamba-hamba-Mu yang selalu bersyukur. Teguhkanlah jiwa dan hati kami untuk selalu bersabar. Hanya karena Engkau-lah kami hidup dan menikmati kehidupan.

 

By Vandi Adi Nugraha

Tinggalkan komentar