Narasi Pengamatan Taman Seoraksan

MAKRO

Republik Korea atau biasa dikenal sebagai Korea Selatan atau Korsel adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Laut Kuning di sebelah barat, Jepang berada di seberang Laut Jepang dan Selat Korea berada di bagian tenggara. Negara ini dikenal dengan nama Hanguk oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchosŏn di Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul.

Penemuan arkeologis menunjukkan bahwa  Semenanjung Korea telah didiami sejak Masa Paleolitik Awal. Sejarah Korea dimulai dari pembentukan Gojoseon pada 2333 SM. oleh Dan-gun. Setelah unifikasi Tiga Kerajaan Korea dibawah Silla pada 668 M, Korea menjadi satu di bawah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon hingga akhir Kekaisaran Han Raya pada 1910 karena dianeksasi oleh Jepang. Setelah liberalisasi dan pendudukan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II, Wilayah Korea akhirnya dibagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.

 

Ibukota
(dan kota terbesar)
Seoul
37°33′LU 126°58′BT
Luas
 – Total 100.210 km2
 – Perairan (%) 0,3
Penduduk
 – Perkiraan 2015 51.448.183
 – Kepadatan 503/km2

 

Kehidupan

Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan. Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya.

Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.

Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga.

Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.

Pakaian

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).

Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.

Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.

Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.

Seni

Keramik adalah bentuk seni populer di masa Dinasti Joseon. Contoh keramik termasuk porselen putih atau porselen putih yang dihiasi dengan kobalt, tembaga merah underglaze, biru underglaze dan besi underglaze. Keramik dari periode Joseon berbeda dari periode lain karena seniman merasa bahwa setiap karya seni layak memiliki kepribadian unik yang dibudidayakan

SEORAKSAN

Gunung Seorak ditetapkan sebagai cagar alam pada tanggal 5 November 1965 dan sebagai taman nasional yang ke-5 Korea pada tahun 1970.

Luas Taman Nasional Gunung Seorak adalah 398,539 km², Dengan ketinggian sekitar 1.700 mdpl, Seoraksan menjadi salah satu gunung tertinggi di Korea.terbentang di beberapa wilayah kabupaten dan kota seperti Kabupaten Inje, Goseong, Yangyang dan Kota Sokcho. Seorak Dalam (Naeseorak) terletak di Inje, sementara kawasan Seorak Luar (Oeseorak) terletak di wilayah Sokcho, Yangyang, dan Goseong.

Pada tahun 1982, Gunung Seorak ditetapkan sebagai Distrik Pelestarian Biosfer (Biosphere Preservation District) oleh UNESCO. IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengakui kawasan ini penting sebagai perlindungan bagi keanekaragaman hayati..

Seoraksan National Park dapat dicapai sekitar tiga jam dari kota Seoul dengan menggunakan bus.
Tebing-tebingnya yang berwarna pucat nampak seperti salju abadi. Itulah sebabnya gunung ini dinamakan Seorak, Seor berarti salju dan ak berarti gunung besar. Kawasan ini menjadi salah satu tujuan wisata alam favorit keluarga.

Dari ketinggian 1.200 mdpl ini, pengunjung dapat menyaksikan keindahan hamparan hutan, bukit dan tebing-tebing batu di sekitarnya. Di kejauhan, tampak Laut Jepang dan Kota Sokcho. Cheonbuldong Valley yang dipenuhi batu-batu putih tampak berkelok-kelok membelah kawasan Seoraksan.

GWONGEUMSEONG FORTESS

Gwongeumseong fortress adalah situs reruntuhan kastil yang berada di seoraksan mountain, yang juga dikenal sebagai mt. onggeumsan castle, atau toto castle (ada di kaki gunung dolsan di wilayah seoraksan sogongwon). Tempat ini dipercaya dibangun oleh raja ke-23 kerajaan goryeo, periode 918-1392. Gwongeumseong juga disebut kerajaan gwon-kim, yang sejarahnya terdapat 2 jenderal yang bernama gwon dan kim, yang membangun kastil  untuk menghindari perang. Di sisi kiri sogongwon,setelah jembatan biryonggyo di atas jurang, terdapat sebuah jalan menuju kastil gwongeumseong, tetapi membutuhkan waktu lebih dari 1 jam perjalanan melewati jalanan yang curam, jalanan berbatu (2.5 km), sehingga membutuhkan cable car. Cable car di bangun oleh dr. Gi-sup Lee pada tahun 1971 dan masih digunakan oleh banyak turis. Cable car beroperasi mulai pukul 7-6/6.30 pm, dating setiap 7 menit, dan tiket bias dibeli di tiket counter.

Gwongeumseong memliki ketinggian 1.200 mdpl. Gwongeumseong memiliki keindahan hamparan hutan, bukit, bukit dan tebing-tebing batu disekitarnya. Di kejauhan, tampak laut Jepang dan kota Sockho. Cheonbuldong valley yang dipenuhi batu-batu putih tampak berkelok membelah kawasan seoraksan.

Puncak gunung batu gwongeumseong memiliki ketinggian 1200 mdpl. Disana kita dapat melihat keindahan hamparan hutan, bukit dan tebing-tebing batu disekitarnya. Sebagian tebing berwarna pucat dan daun daunnya mulai berwarna merah dan kuning saat autumn season. Bebatuan besar yang ada disini cukup licin, dan tidak ada pagar pembatasnya.

MIKRO

Sebelum masuk the greath budha terdapat 2 gapura yang jaraknya antara gapura 1 dengan gapura 2 yaitu 70 m. Gapura tersebut dibuat dengan teknik dacheong yaitu teknik mendekorasi dengan melukis pola-pola yang cukup rumit, untuk membuat bangunan tampak mewah. Warna yang digunakan biasanya merah,hijau,biru ,hitam dan kuning. Dengan tinggi gapura 6 m

Terdapat Pohon sakura sebagai peneduh dan batu sebagai batas pinggir jalan. Dengan lebar jalan 4 m.

Tidak jauh dari gapura 2 terdapat taman yang berada di sebelah kiri. Dengan pavingblok sebagai perkerasan dari sirkulasi dan batu sebagai pembatas anatara sirkulasi dan taman. Selain itu terdapat juga rumput dan pohon yang   menambah keindahan taman tersebut.

Di taman tersebut terdapat patung beruang yang menjadi hewan yang dimuliakan oleh masyarakat korea yang menceritakan tentang Hwanung yang merupakan anak putra dari Tuhan Langit, Hwanin, turun ke bumi untuk baik memimpin dunia bersama Tuhan Angin, Tuhan Awan, dan Tuhan Hujan, kemudian membangun ‘kota Tuhan’ di gunung Taebaek (yang sekarang ditempati Gunung Myohang di Korea Utara).

Sementara itu, beruang dan harimau berdoa menjadi manusia kepada Hangwung, hingga mendapat jawaban bahwa mereka harus makan mugwort dan bawang putih dan tidak melihat sinar matahari selama 100 hari untuk menjadi manusia. Harimau gagal mengi kutinya, sedangkan beruang sanggup melakukannya, hingga sukses menjadi wanita, yakni Ungnyeo.

Ungnyeo berharap melahirkan anak, maka Hwangung menikah dengan Ungnyeo ini, hingga melahirkan anak laki-laki, bernama ‘Dangun’. Dangun Wanggom membangun negara bernama ‘Chosun’ dan menentukan Pyeongyangsung sebagai ibu kota.

Dangun memimpin negara itu selama 1500 tahun, dan hidup selama 1908 tahun, kemudian menjadi Tuhan Gunung.

 

PATUNG BUDHA

Di the greath budha, posisi the greath budha ada di tengah kawasan seoraksan dan di depannya terdapat sculpture di sisi kanan dan kiri. Jarak antara gapura 2 dengan the greath budha yaitu… m.

Di kaki pelataran patung terdapat deretan lempengan serupa genteng berwarna hitam. Pada lempengan-lempengan ini tampak tulisan putih dalam aksara Hangeul yang merupakan permohonan-permohonan dan harapan-harapan yang ditulis oleh para wisatawan.

Patung budha setinggi 14,6-meter/48-kaki, terbuat dari 108 ton emas-perunggu ini disebut “Tongil Daebul”, dengan posisi duduk berada di atas sebuah alas setinggi  4.3-meter/15-kaki, dari bahan yang sama, total tinggi 18.9 meter/62 kaki, tidak termasuk penangkal petir dan nimbus.

 

Tongil Daebul duduk dengan kaki disilangkan dan mata setengah- tertutup di meditasi, bibirnya menampilkan senyum mencolok. Jubah mengalir dengan

lembut lipatan, mengungkapkan bahu kanan, tirai tubuh kuat Buddha. Tangan Tongil

Daebul diposisikan di mudra melambangkan yang “tercerahkan satu.”

Patung ini mewakili keinginan rakyat Korea untuk penyatuan negara tersebut.

 

Tidak jauh dari the greath budha terdapat 2 jempatan dengan dengan masing-masing panjang 570 m & lebar 2 m. Disitu kita dapat melihat batu-batu besar yang terdapat di sungai & tepi sungai. Pada jempatan 1 terdapat resto yang berada di sebelah kanan jalan. Dari jempatan 1 menuju kuil sinheungsa itu 165 m. Dengan lebar jalan 2 m.

 

 

SINHEUNGSA
Kuil-kuil memiliki dinding pemisah setinggi 3 m dengan meilik atap pada pintu masuknya. Di dalam kuil terdapat 16 bangunan. Dijalan menuju kuil terdapat soft material yang sebagian besar menggunakan pohon pohon perdu dan juga tumpukan batu yang tersusun dengan rapih dimulai dari yang besar hingga kecil secara bertumpuk sampai 3 batu keatas, yang kemudian disusun secara berjajar mengikuti jalan menuju kuil yang bermulai dari restoran dekat jembatan.

Kuil memiliki gerbang dinding pemisah setinggi 3 m dengan meilik atap pada pintu masuknya. Di dalam kuil terdapat 16 bangunan.

Selain menawarkan alam yang indah, sejak lama Seoraksan juga menjadi salah satu pusat peribadatan Buddha. Di sini berdiri Sinheungsa Temple, kompleks kuil tua Buddha yang dibangun pertama kali sekitar abad ke-7. Singheungsa berjarak 10 menit perjalanan dari pintu masuk sogongwon. Sinheungsa adalah candi yang biasa disebut hyangseongsa, dibangun oleh jajangyulsa, yang telah menjelajahi pegunungan terkenal yang ada di queen jindeok selama 6 tahun ia berkuasa.

Dalam perjalanan menuju sinheungsa, terdapat patung perunggu besar yang disebut bronze jwabul statue, yang memiliki tinggi lebih dari 10 meter. Didekat patung, yaitu didekat teras granit terdapat jembatan yang disebut hyeon sugyo, yang baru saja dibangun untuk melintasi jurang. Setelah jembatan terdapat tembok batu panjang dengan pintu cheongwang yang merupakan pintu masuk candi. Di pintu masuk terdapat empat patung raja cheongwang (jiguk memegang pedang, damun chenwang memegang gitar tradisional (lute), gwangmok cheongwang dengan menara, dan jeungjang cheonwang dengan naga), ditempatkan dikedua sisi pintu. Patung budha yang ada di sinheungsa ditempatkan disini selama founding day seongjeongsa, dan termasuk patung mireukbosal, gwaneumbosal dan seji yang buat oleh uisang daesa. Bangunan-bangunan yang dibangun selama waktu tersebut masih berdiri, seperti tempat penimpanan, candi utama, myeongbujeon, bojaeru, dan chilseonggak, etc. Disana juga terdapat property budaya, petualangan no.443 yang disebut “hyangseongsaji, sebuah 3 cerita menara batu”.

Ulsan boulder juga bisa dicapai dengan mengikuti dinding diluar sinheungsa. Sinheungsa merupakan candi kuno yang sangat bersejarah,  dan banyak turis yang datang karena keindahannya.

Arsitektur bangunan kuil tampak indah, selaras dengan alam di sekitarnya, yang berbukit-bukit hijau. Bagian atas atap bangunan yang ada di sini didominasi warna biru. Sedangkan konstruksi bangunan banyak menggunakan warna merah kecoklatan.

Ukiran detail berwarna-warni yang terpahat pada konstruksi atap kayu dan pilar-pilarnya, menambah keindahan bangunan tradisional klasik khas Korea ini

CABLE CAR

Cara terbaik untuk melihat gunung seoraksan jika memiliki waktu terbatas, adalah dengan menggunakan seorak cable car. Bagaimanapun, cbale car sangat terkenal sehingga harus mengantri paling lama 2-3 jam selama musim liburan (liburan musim panas dan fall foliage season) dan selama akhir pekan diluar musim liburan, pengunjung bias melihat tatanan batu yang mengagumkan di wilayah gwongeumseong yang juga di wilayah sogongwon, jeohangyeong, dan batu ulsanbawi di utara. Di bagian timur laut, kita bias melihat kota sokcho dan laut timur.

Setelah keluar dari cable car, pengunjung bisa mendaki gwongeumseong  selama 20-30 menit supaya bisa melihat oe-serok dari atas. Cable car melaju cukup cepat namun pemandangan sekitar masih bisa dinikmati. Keselamatan tetap terjamin dan oemandangan bisa dinikmati serta diiringi oleh panduan tour guide. Cable car tetap berjalan meskipun sedang hujan ataupun bersalju, tetapi operasi bisa tertunda dibawah cuaca berangin.

By Vandi Adi Nugraha

Konservasi Arsitektur Casa Milà, Spanyol

Sejarah

Casa Mila dikenal sebagai La Pedrera adalah sebuah bangunan modernis di Barcelona, Catalonia, Spanyol. Itu adalah pekerjaan sipil terakhir yang dirancang oleh arsitek Catalan Antoni Gaudi, yang dibangun antara tahun 1906 dan 1910. Bangunan ini ditugaskan pada tahun 1906 oleh pengusaha Pere Mila i Camps dan istrinya Roser Segimon i Artells. Pada saat itu, bangunan ini menjadi kontroversial karena fasad batu bergelombang dan memutar tempa balkon besi dan jendela yang dirancang oleh Josep Maria Jujol.


(followtheflammias.com)

Konstruksi Casa Mila mengalami banyak penundaan karena bangunan melebihi tinggi dan lebar yang ditetapkan oleh standar lokal. Yang mengakibatkan beberapa denda bagi Sir Milà. Guadi meninggalkan karya pada tahun 1909 karena perbedaan pendapat dengan Mila pada dekorasi interior.

Sepanjang tahun La Pedrera telah mengalami beberapa transformasi sampai diakuisisi oleh Caixa Catalunya pada tahun 1986. Caixa Catalunya telah melakukan konservasi dan restorasi bekerja antara tahun 1987 dan 1996. Secara arsitektural hal tersebut dianggap struktur yang inovatif, dengan batu yang dapat berdiri sendiri dan kolom pada bagian depan, dan lantai bebas dari dinding bantalan beban.  Juga garasi bawah tanah yang inovatif.

Pada tahun 1984 bangunan ini dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Saat ini, Casa Mila adalah markas besar Fundació-Catalunya La Pedrera, yang mengelola pameran, kegiatan dan kunjungan masyarakat di Casa Mila.

Saat ini Casa Mila adalah markas Catalunya-La Pedrera Foundation dan memiliki sebuah pusat budaya yang merupakan titik acuan di Barcelona untuk berbagai kegiatan dan ruang yang berbeda untuk pameran dan penggunaan publik lainnya.

Casa Mila saat ini adalah mercusuar yang bersinar dengan kreasi dan pengetahuan, wadah besar yang penuh dengan konten, yang memiliki peran penting dalam transformasi masyarakat dan komitmen kepada rakyat.

Arsitektur

Casa Mila adalah hasil dari dua bangunan, yang disusun sekitar dua halaman yang memberikan cahaya untuk sembilan tingkat: basement, lantai dasar, mezzanine, utama (atau mulia) lantai, empat lantai atas, dan loteng. Ruang bawah tanah dimaksudkan untuk menjadi garasi, lantai utama kediaman Mila (flat dari semua 1.323 m2), dan sisanya didistribusikan lebih dari 20 rumah untuk disewakan. Tata letak yang dihasilkan berbentuk seperti asimetris “8” karena bentuk yang berbeda dan ukuran halaman. Loteng bertempat daerah binatu dan pengeringan, membentuk ruang isolasi untuk bangunan dan sekaligus menentukan tingkat atap.

Salah satu bagian yang paling penting dari bangunan atap, dimahkotai dengan skylight, keluar tangga, kipas angin, dan cerobong asap. Semua elemen ini, dibangun dengan rebana dilapisi dengan kapur, patah marmer atau kaca, memiliki fungsi arsitektur tertentu. Namun demikian, mereka telah menjadi patung nyata terintegrasi ke dalam gedung.

(mariaoddylia.wordpress.com)

Bangunan adalah entitas yang unik, di mana bentuk eksterior terus interior. Apartemen memiliki langit-langit dengan relief plester dinamisme besar, buatan pintu kayu, jendela, dan perabotan, dan desain trotoar hidrolik dan elemen hias yang berbeda.

(commons.wikimedia.org)

Gaudí ingin orang-orang yang tinggal di flat ke semua mengenal satu sama lain. Oleh karena itu hanya ada lift di setiap lantai sehingga orang harus berkomunikasi dengan satu sama lain di lantai yang berbeda.

Fasad terdiri dari blok besar batu kapur dari Garraf Massif ke lantai pertama dari tambang Villefranche ke tingkat yang lebih tinggi. Blok dipotong untuk mengikuti plot dari proyeksi model, kemudian diangkat ke lokasi pada hanya disesuaikan untuk menyelaraskan mereka dalam tekstur lengkung terus menerus untuk potongan sekitar mereka.

Dilihat dari luar tiga bagian: bagian utama dari blok enam lantai dengan berkelok-kelok batu lantai lantai kedua dari blok kembali dengan perubahan kecepatan gelombang mirip dengan gelombang, dengan tekstur yang lebih halus dan putih, dengan lubang kecil yang tampaknya kapal perang, dan akhirnya tubuh atap.

Fasad asli dari Gaudí pergi beberapa bar lokal di lantai bawah. Pada tahun 1928, penjahit Mosella membuka toko pertama di La Pedrera, dia bekerja dan menghilangkan bar. Ini tidak menyangkut siapa pun, karena di tengah-tengah abad kedua puluh, besi bengkok memiliki sedikit penting. Besi itu hilang sampai beberapa tahun kemudian, ketika Amerika menyumbangkan satu dari mereka ke MoMa, di mana itu adalah pada layar.

Dalam inisiatif restorasi diluncurkan pada tahun 1987, fasad mereka bergabung dia beberapa buah batu yang jatuh. Dalam rangka untuk menghormati kesetiaan yang asli, bahan diperoleh dari Quarry Villefranche, meskipun itu tidak lagi beroperasi.

Pada 24 Juli 1969 karya Gaudí menerima pengakuan resmi sebagai Monumen historis-artistik. Itu adalah langkah pertama untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. [Rujukan?] Casa Mila dalam kondisi yang buruk pada awal tahun 1980. Itu telah dicat coklat suram dan banyak skema warna interior telah ditinggalkan atau diizinkan untuk memburuk, tetapi telah dipulihkan sejak dan banyak dari warna aslinya dihidupkan kembali. [Rujukan?]

Pada tahun 1984 itu bernama bagian dari Situs Warisan Dunia meliputi beberapa karya Gaudí. Pertama Dewan Kota mencoba untuk menyewa lantai utama untuk menginstal kantor untuk tawaran Olimpiade 1992. Akhirnya, sehari sebelum Natal 1986, Caixa de Catalunya membeli La Pedrera untuk 900 juta peseta. [Rujukan?] Pada tanggal 19 Februari 1987, sangat dibutuhkan pekerjaan dimulai pada pemulihan dan pembersihan façade. Pekerjaan itu dilakukan oleh arsitek Joseph Emilio Hernández-Cross dan Rafael Vila. [rujukan?] Pada tahun 1990, sebagai bagian dari Olimpiade Budaya, lantai utama direnovasi dari pameran Milan Golden Square didedikasikan untuk arsitektur modern di pusat Eixample dibuka.

Sumber:

http://www.barcelona-travel-tips.com/casa_mila.html

https://www.lapedrera.com/en/what-is-casa-mila

http://en.wikipedia.org/wiki/Casa_Mil%C3%A0

By Vandi Adi Nugraha

KONSERVASI CHINATOWN SINGAPURA

Masa Awal Konservasi di Singapura

Konservasi Chinatown Singapura diprakarsai oleh URA (Urban Redevelopment Authority). Singapura merupa kan negara yang ketat dalam menerapkan aturan konservasi. Hal ini dikarenakan Si ngapura pernah melakukan kesalahan yaitu menghancurkan sebagian bangunan-bangunan bersejarahnya karena lingkungan tersebut d ianggap kumuh. Bangunan-bangunan lama te rsebut didemolisi dengan tujuan ekstensifikasi lahan yang akan digunakan untuk membangun permukiman baru. Hal ini disebabkan karena pada tahun 1960 Singapura sedang me ngalami masalah besar dengan kebutuhan hun ian yang tinggi, kepadatan penduduk menin gkat sedangkan lahan yang terbatas. Barulah pada tahun 1970

Prinsip dasar yang diterapkan konservasi di Singapura adalah adalah 3R : maximum Retention, sensitive Rest oration, careful Repair. Quality of Restorati on yang dimaksud adalah lebih dari sekedar menjaga keaslian fasad bangunan dan fisik kulit bangunan, tetapi juga mempertahankan keaslian suasana bangunan tersebut. Untuk dapat memahami hal ini maka kita perlau melakukan telaah mengenai sejarah kawasan serta nilai budaya yang dimiliki oleh kawasan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Elemen arsituktural berperan dalam membentuk townscape lingkungan atau dalam hal ini keberagaman dan variasi visual lingkungan.. Elemen bangunan yang menjadi perhatian konservasi di Singapura adalah :

 

  1. Atap

 

  1. Dinding bangunan
  2. Struktur
  3. Airwells
  4. Rear Court

 

  1. Daun Jendela

 

  1. Railing tangga
  2. Fasad Bangunan

 

Setiap detail arsitektural tersebut tidak boleh ada yang berubah. Kalaupun berubah maka hanya strukturnya saja yang boleh berubah. Detail arsitektural dalam hal ini termasuk tekstur, warna, bentuk hingga papan nama. Semua hal itu diatur oleh URA dalam conservation guidelines. Sedangkan benda-benda utilitras seperti air conditioner dan fan tidak boleh diletakkan pada muka bangunan cukup hanya dibelakang saja atau pada jalur servis.

 

Selain elemen arsitekturalnya, fungsi bangunan juga harus sama seperti aslinya, karena perubahan fungsi dapat mempengaruhi pula fasad bangunan tersebut. Menurut guidelines yang dikeluarkan oleh URA, fungsi asli bangunan (misal residensial atau komersial) selalu lebih baik.

 

Pada masa awal konservasi, bagian yang menjadi sample adalah Neil Road yang berlokasi di Tanjong Pagar. Revitalisasi yang diupayakan bermula dari restorasi bangunan shophouse yang telah rusak. Restorasi tersebut meliputi elemen fisik luar bangunan yakni atap, dinding, railing pagar dan pilar. Upaya restorasi tersebut diusahakan benar-benar untuk sama seperti keadaan aslinya.

 

Setelah merestorasi bangunan-bangunan yang telah hancur barulah URA menerapkan penetrasi fungsi pada kawasan dengan harapan hal tersebut dapat menjadi generator kehidupan Chinatown.

 

Strategi pengembangan Chinatown sebagai Daerah Tujuan Wisata dan Kawasan yang Multi-fungsi

 

Pengembangan distrik dan upaya place making Chinatown merupakan manifestasi kepemilikan properti. Partisipasi sosial dalam rangka memperbaiki citra kawasan hanyalah

sebagai prosedur dalam proses perencanaan saja. Sebaik apapun usaha untuk menciptakan struktur sosial, menerapkan prinsip perancangan kota yang baik (fungsi campuran, konservasi kawasan bersejarah, streetblock) namun jika pihak pengembang tidak mampu membuat strategi dan mengelola kawasan dengan baik maka sama saja dengan kegagalan. (Zhu, 2007)

 

Hal ini erat kaitannya dengan siapa stakeholder yang dominan, yaitu pemerintah. Pemerintahan Singapura merupakan pemerintahan top down di mana pemerintahlah yang memegang semua peranan pengaturan negara termasuk dalam penataan kota. Dengan adanya kendali utama pada pemerintahan maka masalah-masalah seperti akuisisi lahan, kontrol konservasi lingkungan dan fungsi-fungsi yang bisa dipenetrasikan pada lingkungan bisa diawasi secara penuh dan lingkungan terbangun bisa tetap dalam keadaan yang baik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Lahan yang diakuisisi oleh pemerintah untuk dikelola Sumber : Place remaking under property rights regimes

 

 

Ketika Singapura diberi kemerdekaan pada tahun 1965, pemerintah memegang kendali pada pengadaan public housing dan pengelolaan properti. Dengan adanya

 

Acquisition Land Act (1966) maka untuk kepentingan publik pemerintah mengakuisisi sejumlah lahan yang pada lahan tersebut akan dibangun fasilitas hunian bagi publik maupun komersial. Undang-undang tersebut mengatur apa saja yang berhak diakuisisi oleh pemerintah untuk tujuan pemenuhan kebutuhan publik dan komersial.

To ensure development, landlords were given up to one year from the day of gazette to submit to the authorities plans for redevelopment and up to three years to beginwork on approved plans. They were given six months to notify the authorities of their inability to redevelop. Any landlord failing to comply with these provisions faced the possibility of having his property acquired by the state” (URA, 1989, page 13).

 

Peraturan tersebut mengindikasikan adanya kontrol yang ketat terhadap pengelolaan distrik bersejarah sebagai daerah konservasi. Kemudian untuk bagian distrik yang sangat kental nuansa lokalitasnya oleh URA dijadikan sebagai inti dari distrik tersebut.

 

Upaya konservasi juga bertujuan untuk mendukung pariwisata di Singapura. Dalam hal ini lembaga yang memiliki kewenangan mengelola adalah Singapore Tourism Board. Semangat tourisme yang ingin dibangun adalah membangun kembali Chinatown dengan memasukkan fungsi-fungsi baru. Selain upaya konservasi lingkungan dan arsitekturalnya STB juga menyajikan skenario kesenian dan budaya sebagai festival dan pertunjukan.

 

yang telah ditetapkan oleh URA. Pengembangan tersebut dilakukan secara 3 tahun dengan harapan akan dapat meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata.

 

 

 

Skenario pariwisata tersebut antara lain :

 

 

  • Menjadikan distrik tersebut sebagai lokasi pusat-pusat budaya dan kesenian.
  • Adanya jalan-jalan yang bertema

 

  • Membangun estetika lingkungan, pencahayaan dan landscaping sehingga lingkungan menjadi atraktif untuk dikunjungi turis.

 

  • Selain itu terdapat pula festival-festival yang dijadwalkan setiap musimnya. Festival ini diskenariokan sebagai upaya menghidupkan kultur lokal sebagai identitas budaya kawasan juga untuk mengidupkan public space di Chinatown.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Area yang diberi status konservasi

 

Sumber : Place remaking under property rights regimes: a case study of Niucheshui, Singapore, 2007

 

Selain itu STB juga menyajikan zona-zona yang tematis pada distrik tersebut. Konsep itu kemudian didukung pula oleh penyediaan sarana fisik pedestrian, lampu-lampu, street furniture dan lain-lain sehingga suasana Chinatown terbangun. Hal ini tentu juga tetap harus sejalan dengan Guidelines

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Titik-titik sentra komunitas

 

Sumber : Place remaking under property rights regimes: a case study of Niucheshui, Singapore, 2007

 

Akses dan sarana transportasi publik (MRT) merupakan faktor pendukung agar orang menjadi mudah mencapai kawasan. Stasiun MRT terdapat pada Kreta Ayer. Selain itu distrik ini juga dilalui oleh jalan besar yaitu New Bridge Road yang menghubungkan distrik dengan tempat lainnya.

Kegiatan pariwisata saja tidak cukup untuk menghidupkan kawasan. Agar tercipta kawasan yang memiliki keberlanjutan aktivitas maka URA juga membuat pengembangan perumahan pada distrik tersebut. Penetrasi fungsi hunian paling banyak diterapkan pada Kreta Ayer. Dengan hal ini maka distrik tersebut merupakan distrik bersejarah yang memiliki fungsi campuran dan mengalami pergeseran dari fungsi aslinya dari fungsi hunian sekaligus komersial menjadi fungsi campuran.

 

Selain melakukan pengelolaan fungsi dengan baik, STB juga mengangkat isu keberagaman etnik sebagai daya tarik pariwisata. Masalah sosial dan etnis sesungguhnya merupakan isu sensitif di Singapura. Singapura memiliki 3 etnis dominan antara lain etnis Tionghoa (76,8%) Melayu (13,9) India (7,9%) dan lain-lain (1,4%) (Zhu, 1996). Dengan dominannya etnis Tionghoa (atau dalam hal ini Peranakan, campuran antara China dengan Melayu) maka timbul semacam kekhawatiran bagaimana jika etnis tersebut menjadi identitas utama pada negara. Maka strategi STB disini adalah mengangkat isu keberagaman etnis sebagai kekayaan dan modal bagi pariwisata, yaitu dengan mempresevarsi bangunan yang memiliki kekayaan langgam serta menghidupkan nilai-nilai kultural untuk identitas masing-masing kawasan (dalam hal ini khususnya etnis China / Tionghoa) untuk menunjukkan bahwa setiap etnis hidup dalam keberagaman dan harmonis.

 

Strategi yang diterapkan oleh STB tersebut berhasil dengan bukti bahwa setiap kawasan konservasi, termasuk Chinatown dalam hal ini, menjadi ramai sebagai daerah destinasi wisata. Dari studi yang pernah dilakukan, wisatawan datang ke Chinatown adalah untuk menikmati atmosfer yang berbeda yaitu melalui momen-momen budaya serta kekayaan arsitektural di tempat tersebut (Zhu, 1996).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hasil penggalian data dengan responden mengenai apa alasan orang datang ke Distrik Chinatown

 

Dengan preservasi sosial, kultural dan juga lingkungan fisik yang mengangkat lokalitas, orang dapat menikmati suasana yang berbeda. Ketiga hal tersebut membentuk identitas yang kuat pada distrik atau dalam hal ini adalah membentuk genious loci pada kawasan. Genious loci membangun sense of place dan ikatan emosional bagi manusia untuk merasakan suatu tempat sebagai bagian dari dirinya (Cullen, 1961). Sense of place merupakan alasan bagi orang untuk selalu datang dan menikmati tempat.

 

Dapat disimpulkan bahwa lima pendekatan utama pengembangan Chinatown adalah :

 

  1. Pengelolaan properti melalui political will pemerintah

 

  1. Nilai kesejarahan dan budaya yang diangkat

 

  1. Kelayakan pasar (market feasibility),

 

  1. Kekayaan dan nilai arsitektural

 

  1. Penataan lansekap

 

Untuk melaksanakan lima pendekatan tersebut maka STB sebagai pemilik skenario pengembangan pariwisata harus bekerja sama dengan badan pemerintah lainnya dan sektor

swasta (developer). Kerjasama itu antara lain melibatkan badan-badan tersebut untuk merencanakan bersama. Antara lain :

 

  1. Urban Redevelopment Authority,
  2. Land Transport Authority,
  3. National Parks Board,

 

  1. Land Office,
  2. Public Works Department,
  3. National Heritage Board
  4. Trade & Industry, Law, Information

 

  1. The Arts Environment Ministries. Alasan kerjasama adalah untuk

 

mengkonservasi distrik dan menjadikannya sebagai daerah tujuan wisata membutuhkan banyak infrastruktur dan melibatkan banyak pihak. Maka dalam hal ini juga terdapat kerjasama antara sektor publik dengan privat namun kendali utama tetap saja pemerintah.

 

IV.3. Pembangunan Struktur Sosial dalam Revitalisasi Chinatown Singapura

 

Upaya revitalisasi selain membangun kembali lingkungan fisik yang mengalami penurunan kualitas fungsi, memasukkan fungsi-fungsi baru yang menjadi generator kehidupan kawasan, juga merupakan upaya untuk menghidupkan kembali kehidupan sosial yang berada pada kawasan tersebut. Kehidupan sosial yang berkelanjutan amat penting peranannya dalam menjaga kesinambungan kehidupan dalam sebuah kawasan, karena masyarakatlah yang akan menjalankan peran sebagai subjek pada kawasan tersebut.

 

Sesungguhnya ketika fungsi komersial dan hunian telah dimasukkan dan terjalin interaksi sosial antara masyarakat dari tiap-tiap fungsi maka berarti kehidupan sosial telah terbentuk. Namun pada konteks Revitalisasi Chinatown Singapura sebagai distrik bersejarah hal ini memiliki nilai yang berbeda. Sebagai distrik dengan latar belakang kehidupan etnis Tionghoa, Chinatown Singapura tidak lagi memiliki orisinalitas dari segi kehidupan sosialnya (Widodo, 2009). Hal ini disebabkan karena pada masa pasca Perang Dunia kedua, Chinatown telah ditinggalkan oleh sebagian besar penghuni aslinya.

 

Faktor lainnya yang menjadi penyebab adalah dalam upaya konservasi tersebut pemerintah mengakuisisi lahan pada distrik sehingga hak milik pada lahan adalah pada pemerintah, bukan lagi individu. Dan dalam segi regulasi singapura, pemerintah berhak untuk mengakuisisi sebuah lahan jika ada tujuan untuk kepentingan publik atau negara. Dan mengingat motif revitalisasi kawasan adalah untuk mendongkrak pariwisata Singapura karena pariwisata merupakan sumber pemasukan keuangan negara. Hal ini menyebabkan pemerintah bebas untuk melakukan perombakan secara total pada kawasan, ibaratnya adalah mencuci bersih-bersih kawasan tersebut lalu kemudian membangun dan mengisinya dengan yang baru secara total juga. Sehingga hal lama yang tersisa hanyalah fisik arsitekturalnya saja. (Widodo, 2009)

 

Faktor lainnya adalah semangat pemerintah untuk membaurkan kelas sosial yang ada di Singapura dari segi etnis maupun kelas ekonomi. Maka dalam hal ini banyak warga yang pindah ke permukiman baru (terutama inlanded housing yang dikembangkan oleh HDB Singapura) untuk membaur dengan kelas sosial lainnya. Hal ini juga disebabkan pemerintah ingin menghilangkan sentimen ras dan kelas ekonomi dalam kehidupan sosial.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber :

https://www.academia.edu/10946846/REVITALISASI_CHINATOWN_SEBAGAI_KAWASAN_BERSEJARAH_ETNIS_TIONGHOA_DI_SINGAPURA

 

By Vandi Adi Nugraha