Narasi Pengamatan Taman Seoraksan

MAKRO

Republik Korea atau biasa dikenal sebagai Korea Selatan atau Korsel adalah sebuah negara di Asia Timur yang meliputi bagian selatan Semenanjung Korea. Di sebelah utara, Republik Korea berbataskan Korea Utara, di mana keduanya bersatu sebagai sebuah negara hingga tahun 1948. Laut Kuning di sebelah barat, Jepang berada di seberang Laut Jepang dan Selat Korea berada di bagian tenggara. Negara ini dikenal dengan nama Hanguk oleh penduduk Korea Selatan dan disebut Namchosŏn di Korea Utara. Ibu kota Korea Selatan adalah Seoul.

Penemuan arkeologis menunjukkan bahwa  Semenanjung Korea telah didiami sejak Masa Paleolitik Awal. Sejarah Korea dimulai dari pembentukan Gojoseon pada 2333 SM. oleh Dan-gun. Setelah unifikasi Tiga Kerajaan Korea dibawah Silla pada 668 M, Korea menjadi satu di bawah Dinasti Goryeo dan Dinasti Joseon hingga akhir Kekaisaran Han Raya pada 1910 karena dianeksasi oleh Jepang. Setelah liberalisasi dan pendudukan oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II, Wilayah Korea akhirnya dibagi menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.

 

Ibukota
(dan kota terbesar)
Seoul
37°33′LU 126°58′BT
Luas
 – Total 100.210 km2
 – Perairan (%) 0,3
Penduduk
 – Perkiraan 2015 51.448.183
 – Kepadatan 503/km2

 

Kehidupan

Masyarakat tradisional Korea memilih tempat tinggal berdasarkan geomansi. Orang Korea meyakini bahwa beberapa bentuk topografi atau suatu tempat memiliki energi baik dan buruk (dalam konsep eum dan yang) yang harus diseimbangkan. Geomansi memengaruhi bentuk bangunan, arah, serta bahan-bahan yang digunakan untuk membangunnya.

Rumah menurut kepercayaan mereka harus dibangun berlawanan dengan gunung dan menghadap selatan untuk menerima sebanyak mungkin cahaya matahari. Cara ini masih sering dijumpai dalam kehidupan modern saat ini.

Rumah tradisional Korea (biasanya rumah bangsawan atau orang kaya) menjadi bagian dalam (anchae), bagian untuk pria (sarangchae), ruang belajar (sarangbang) dan ruang pelayan (haengrangbang). Besar rumah dipengaruhi oleh kekayaan suatu keluarga.

Rumah-rumah ini memiliki penghangat bawah tanah yang disebut ondol yang berfungsi saat musim dingin.

Pakaian

Pakaian tradisional Korea disebut Hanbok (Korea Utara menyebut Choson-ot). Hanbok terbagi atas baju bagian atas (Jeogori), celana panjang untuk laki-laki (baji) dan rok wanita (Chima).

Orang Korea berpakaian sesuai dengan status sosial mereka sehingga pakaian merupakan hal penting. Orang-orang dengan status tinggi serta keluarga kerajaan menikmati pakaian yang mewah dan perhiasan-perhiasan yang umumnya tidak bisa dibeli golongan rakyat bawah yang hidup miskin.

Dahulu, Hanbok diklasifikasikan untuk penggunaan sehari-hari, upacara dan peristiwa-peristiwa tertentu. Hanbok untuk upacara dipakai dalam peristiwa formal seperti ulang tahun anak pertama (doljanchi), pernikahan atau upacara kematian.

Saat ini hanbok tidak lagi dipakai dalam kegiatan sehari-hari, namun pada saat-saat tertentu masih digunakan.

Seni

Keramik adalah bentuk seni populer di masa Dinasti Joseon. Contoh keramik termasuk porselen putih atau porselen putih yang dihiasi dengan kobalt, tembaga merah underglaze, biru underglaze dan besi underglaze. Keramik dari periode Joseon berbeda dari periode lain karena seniman merasa bahwa setiap karya seni layak memiliki kepribadian unik yang dibudidayakan

SEORAKSAN

Gunung Seorak ditetapkan sebagai cagar alam pada tanggal 5 November 1965 dan sebagai taman nasional yang ke-5 Korea pada tahun 1970.

Luas Taman Nasional Gunung Seorak adalah 398,539 km², Dengan ketinggian sekitar 1.700 mdpl, Seoraksan menjadi salah satu gunung tertinggi di Korea.terbentang di beberapa wilayah kabupaten dan kota seperti Kabupaten Inje, Goseong, Yangyang dan Kota Sokcho. Seorak Dalam (Naeseorak) terletak di Inje, sementara kawasan Seorak Luar (Oeseorak) terletak di wilayah Sokcho, Yangyang, dan Goseong.

Pada tahun 1982, Gunung Seorak ditetapkan sebagai Distrik Pelestarian Biosfer (Biosphere Preservation District) oleh UNESCO. IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengakui kawasan ini penting sebagai perlindungan bagi keanekaragaman hayati..

Seoraksan National Park dapat dicapai sekitar tiga jam dari kota Seoul dengan menggunakan bus.
Tebing-tebingnya yang berwarna pucat nampak seperti salju abadi. Itulah sebabnya gunung ini dinamakan Seorak, Seor berarti salju dan ak berarti gunung besar. Kawasan ini menjadi salah satu tujuan wisata alam favorit keluarga.

Dari ketinggian 1.200 mdpl ini, pengunjung dapat menyaksikan keindahan hamparan hutan, bukit dan tebing-tebing batu di sekitarnya. Di kejauhan, tampak Laut Jepang dan Kota Sokcho. Cheonbuldong Valley yang dipenuhi batu-batu putih tampak berkelok-kelok membelah kawasan Seoraksan.

GWONGEUMSEONG FORTESS

Gwongeumseong fortress adalah situs reruntuhan kastil yang berada di seoraksan mountain, yang juga dikenal sebagai mt. onggeumsan castle, atau toto castle (ada di kaki gunung dolsan di wilayah seoraksan sogongwon). Tempat ini dipercaya dibangun oleh raja ke-23 kerajaan goryeo, periode 918-1392. Gwongeumseong juga disebut kerajaan gwon-kim, yang sejarahnya terdapat 2 jenderal yang bernama gwon dan kim, yang membangun kastil  untuk menghindari perang. Di sisi kiri sogongwon,setelah jembatan biryonggyo di atas jurang, terdapat sebuah jalan menuju kastil gwongeumseong, tetapi membutuhkan waktu lebih dari 1 jam perjalanan melewati jalanan yang curam, jalanan berbatu (2.5 km), sehingga membutuhkan cable car. Cable car di bangun oleh dr. Gi-sup Lee pada tahun 1971 dan masih digunakan oleh banyak turis. Cable car beroperasi mulai pukul 7-6/6.30 pm, dating setiap 7 menit, dan tiket bias dibeli di tiket counter.

Gwongeumseong memliki ketinggian 1.200 mdpl. Gwongeumseong memiliki keindahan hamparan hutan, bukit, bukit dan tebing-tebing batu disekitarnya. Di kejauhan, tampak laut Jepang dan kota Sockho. Cheonbuldong valley yang dipenuhi batu-batu putih tampak berkelok membelah kawasan seoraksan.

Puncak gunung batu gwongeumseong memiliki ketinggian 1200 mdpl. Disana kita dapat melihat keindahan hamparan hutan, bukit dan tebing-tebing batu disekitarnya. Sebagian tebing berwarna pucat dan daun daunnya mulai berwarna merah dan kuning saat autumn season. Bebatuan besar yang ada disini cukup licin, dan tidak ada pagar pembatasnya.

MIKRO

Sebelum masuk the greath budha terdapat 2 gapura yang jaraknya antara gapura 1 dengan gapura 2 yaitu 70 m. Gapura tersebut dibuat dengan teknik dacheong yaitu teknik mendekorasi dengan melukis pola-pola yang cukup rumit, untuk membuat bangunan tampak mewah. Warna yang digunakan biasanya merah,hijau,biru ,hitam dan kuning. Dengan tinggi gapura 6 m

Terdapat Pohon sakura sebagai peneduh dan batu sebagai batas pinggir jalan. Dengan lebar jalan 4 m.

Tidak jauh dari gapura 2 terdapat taman yang berada di sebelah kiri. Dengan pavingblok sebagai perkerasan dari sirkulasi dan batu sebagai pembatas anatara sirkulasi dan taman. Selain itu terdapat juga rumput dan pohon yang   menambah keindahan taman tersebut.

Di taman tersebut terdapat patung beruang yang menjadi hewan yang dimuliakan oleh masyarakat korea yang menceritakan tentang Hwanung yang merupakan anak putra dari Tuhan Langit, Hwanin, turun ke bumi untuk baik memimpin dunia bersama Tuhan Angin, Tuhan Awan, dan Tuhan Hujan, kemudian membangun ‘kota Tuhan’ di gunung Taebaek (yang sekarang ditempati Gunung Myohang di Korea Utara).

Sementara itu, beruang dan harimau berdoa menjadi manusia kepada Hangwung, hingga mendapat jawaban bahwa mereka harus makan mugwort dan bawang putih dan tidak melihat sinar matahari selama 100 hari untuk menjadi manusia. Harimau gagal mengi kutinya, sedangkan beruang sanggup melakukannya, hingga sukses menjadi wanita, yakni Ungnyeo.

Ungnyeo berharap melahirkan anak, maka Hwangung menikah dengan Ungnyeo ini, hingga melahirkan anak laki-laki, bernama ‘Dangun’. Dangun Wanggom membangun negara bernama ‘Chosun’ dan menentukan Pyeongyangsung sebagai ibu kota.

Dangun memimpin negara itu selama 1500 tahun, dan hidup selama 1908 tahun, kemudian menjadi Tuhan Gunung.

 

PATUNG BUDHA

Di the greath budha, posisi the greath budha ada di tengah kawasan seoraksan dan di depannya terdapat sculpture di sisi kanan dan kiri. Jarak antara gapura 2 dengan the greath budha yaitu… m.

Di kaki pelataran patung terdapat deretan lempengan serupa genteng berwarna hitam. Pada lempengan-lempengan ini tampak tulisan putih dalam aksara Hangeul yang merupakan permohonan-permohonan dan harapan-harapan yang ditulis oleh para wisatawan.

Patung budha setinggi 14,6-meter/48-kaki, terbuat dari 108 ton emas-perunggu ini disebut “Tongil Daebul”, dengan posisi duduk berada di atas sebuah alas setinggi  4.3-meter/15-kaki, dari bahan yang sama, total tinggi 18.9 meter/62 kaki, tidak termasuk penangkal petir dan nimbus.

 

Tongil Daebul duduk dengan kaki disilangkan dan mata setengah- tertutup di meditasi, bibirnya menampilkan senyum mencolok. Jubah mengalir dengan

lembut lipatan, mengungkapkan bahu kanan, tirai tubuh kuat Buddha. Tangan Tongil

Daebul diposisikan di mudra melambangkan yang “tercerahkan satu.”

Patung ini mewakili keinginan rakyat Korea untuk penyatuan negara tersebut.

 

Tidak jauh dari the greath budha terdapat 2 jempatan dengan dengan masing-masing panjang 570 m & lebar 2 m. Disitu kita dapat melihat batu-batu besar yang terdapat di sungai & tepi sungai. Pada jempatan 1 terdapat resto yang berada di sebelah kanan jalan. Dari jempatan 1 menuju kuil sinheungsa itu 165 m. Dengan lebar jalan 2 m.

 

 

SINHEUNGSA
Kuil-kuil memiliki dinding pemisah setinggi 3 m dengan meilik atap pada pintu masuknya. Di dalam kuil terdapat 16 bangunan. Dijalan menuju kuil terdapat soft material yang sebagian besar menggunakan pohon pohon perdu dan juga tumpukan batu yang tersusun dengan rapih dimulai dari yang besar hingga kecil secara bertumpuk sampai 3 batu keatas, yang kemudian disusun secara berjajar mengikuti jalan menuju kuil yang bermulai dari restoran dekat jembatan.

Kuil memiliki gerbang dinding pemisah setinggi 3 m dengan meilik atap pada pintu masuknya. Di dalam kuil terdapat 16 bangunan.

Selain menawarkan alam yang indah, sejak lama Seoraksan juga menjadi salah satu pusat peribadatan Buddha. Di sini berdiri Sinheungsa Temple, kompleks kuil tua Buddha yang dibangun pertama kali sekitar abad ke-7. Singheungsa berjarak 10 menit perjalanan dari pintu masuk sogongwon. Sinheungsa adalah candi yang biasa disebut hyangseongsa, dibangun oleh jajangyulsa, yang telah menjelajahi pegunungan terkenal yang ada di queen jindeok selama 6 tahun ia berkuasa.

Dalam perjalanan menuju sinheungsa, terdapat patung perunggu besar yang disebut bronze jwabul statue, yang memiliki tinggi lebih dari 10 meter. Didekat patung, yaitu didekat teras granit terdapat jembatan yang disebut hyeon sugyo, yang baru saja dibangun untuk melintasi jurang. Setelah jembatan terdapat tembok batu panjang dengan pintu cheongwang yang merupakan pintu masuk candi. Di pintu masuk terdapat empat patung raja cheongwang (jiguk memegang pedang, damun chenwang memegang gitar tradisional (lute), gwangmok cheongwang dengan menara, dan jeungjang cheonwang dengan naga), ditempatkan dikedua sisi pintu. Patung budha yang ada di sinheungsa ditempatkan disini selama founding day seongjeongsa, dan termasuk patung mireukbosal, gwaneumbosal dan seji yang buat oleh uisang daesa. Bangunan-bangunan yang dibangun selama waktu tersebut masih berdiri, seperti tempat penimpanan, candi utama, myeongbujeon, bojaeru, dan chilseonggak, etc. Disana juga terdapat property budaya, petualangan no.443 yang disebut “hyangseongsaji, sebuah 3 cerita menara batu”.

Ulsan boulder juga bisa dicapai dengan mengikuti dinding diluar sinheungsa. Sinheungsa merupakan candi kuno yang sangat bersejarah,  dan banyak turis yang datang karena keindahannya.

Arsitektur bangunan kuil tampak indah, selaras dengan alam di sekitarnya, yang berbukit-bukit hijau. Bagian atas atap bangunan yang ada di sini didominasi warna biru. Sedangkan konstruksi bangunan banyak menggunakan warna merah kecoklatan.

Ukiran detail berwarna-warni yang terpahat pada konstruksi atap kayu dan pilar-pilarnya, menambah keindahan bangunan tradisional klasik khas Korea ini

CABLE CAR

Cara terbaik untuk melihat gunung seoraksan jika memiliki waktu terbatas, adalah dengan menggunakan seorak cable car. Bagaimanapun, cbale car sangat terkenal sehingga harus mengantri paling lama 2-3 jam selama musim liburan (liburan musim panas dan fall foliage season) dan selama akhir pekan diluar musim liburan, pengunjung bias melihat tatanan batu yang mengagumkan di wilayah gwongeumseong yang juga di wilayah sogongwon, jeohangyeong, dan batu ulsanbawi di utara. Di bagian timur laut, kita bias melihat kota sokcho dan laut timur.

Setelah keluar dari cable car, pengunjung bisa mendaki gwongeumseong  selama 20-30 menit supaya bisa melihat oe-serok dari atas. Cable car melaju cukup cepat namun pemandangan sekitar masih bisa dinikmati. Keselamatan tetap terjamin dan oemandangan bisa dinikmati serta diiringi oleh panduan tour guide. Cable car tetap berjalan meskipun sedang hujan ataupun bersalju, tetapi operasi bisa tertunda dibawah cuaca berangin.

By Vandi Adi Nugraha

Tinggalkan komentar